Senin, 03 April 2017

Kapan pemeriksaan pap smear sebaiknya dilakukan?


Kondisi kanker serviks yang baru diperiksakan setelah gejala sudah muncul bisa dianggap sudah terlambat untuk ditangani. Di sinilah pentingnya peran pemeriksaan pap smear secara teratur untuk mendeteksi adanya kelainan sel yang berisiko menjadi sel kanker. Pemeriksaan pap smear adalah prosedur pengambilan sampel sel dari leher rahim untuk memastikan ada atau tidak adanya ketidaknormalan yang dapat mengarah kepada kanker serviks pada wanita. Meski tes ini sangat penting, tetapi banyak wanita yang masih belum menjalani tes ini secara rutin karena kurangnya informasi.

Kapan pemeriksaan pap smear sebaiknya dilakukan?
Pemeriksaan pap smear sebaiknya diambil tiap dua tahun sekali dimulai dari usia 21 tahun. Setelah usia 30, tes ini dapat diambil tiap tiga tahun sekali. Di Indonesia, pemeriksaan pap smear umumnya perlu dijalani oleh wanita usia subur yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Wanita usia subur adalah wanita yang berusia 15-49 tahun. Pada beberapa kasus, pemeriksaan pap smear dapat dikombinasikan dengan tes untuk mendeteksi human papillomavirus (HPV), terutama pada wanita 30 tahun ke atas.
Namun dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan lebih sering jika pasien memiliki faktor risiko tertentu, seperti mengidap infeksi HIV, didiagnosis mengidap sel prekanker pada pemeriksaan sebelumnya, memiliki riwayat kanker serviks dan mengalami kelemahan sistem imun akibat transplantasi organ atau tindakan medis lain. Selain itu, pemeriksaan pap smear dapat dihentikan setelah seseorang menjalani histerektomi total atau berusia 65 tahun yang memiliki hasil tes negatif.

Untuk Informasi Lebih lanjut hubungi :
Klinik Kencana Asri Medika
Jl. A. Yani 150 Pekukuhan
Mojosari Mojokerto
Telp/SMS/WA : 082146523462
BBM : 2BA81A7A