Selasa, 29 Agustus 2017

Kutil kelamin atau Kondilomata Akuminata



Kutil kelamin atau Kondilomata Akuminata

         Kutil kelamin atau Kondilomata Akuminata akhir-akhir ini semakin  meningkat kasusnya. Kondiloma akuminata adalah tumor pada genitalia yang bersifat lunak seperti jengger ayam dan tidak nyeri. Pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama     di daerah genitalia (kelamin).
Penyebabnya adalah Human Papilloma Virus (HPV). HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam). HPV tipe 16, 18, dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat). HPV tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin, misalkan: kanker serviks, kanker anus)
Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia eksterna. Pada pria, misalnya di: perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, gland penis, muara uretra eksterna, prepusium, korpus dan pangkal penis.
Pada wanita, misalnya di: vulva dan sekitarnya, introitus vagina, labia mayor, labia minor, terkadang pada porsio uteri.
Masa inkubasi 2-3 bulan tergantung kekebalan tubuh. Cara penularan melaluiu hubungan seksual. Diagnosa terutama ditegakkan secara klinis. Lokalisasi lesi pada umumnya di daerah lipatan dan lelbab, misalnya daerah vulva, vagina sampai serviks, daerah perineum dan perineae. Lesi berupa papul, berwarna pucat dengan permukaan seperti bunga kol yang makin lama makin membersar sehingga sangat mengganggu.

Pengobatan
  • Tutul dengan asam triklorasetat (TCA)     80-90%. Atau digunakan larutan dengan konsentrasi 50%,     dioleskan setiap minggu.
  • Salep 5-fluorurasil 1-5% diberikan setiap hari sampai lesi hilang.
  • Bedah listrik (elektrokauterisasi).
  • Bedah beku dengan nitrogen cair.
  • Bedah skalpel.
  • Laser karbondioksida.
  • Interferon (suntikan i.m. atau intralesi) atau topikal (krim).    





Untuk Informasi Lebih lanjut hubungi :
Klinik Kencana Asri Medika
Jl. A. Yani 150 Pekukuhan
Mojosari Mojokerto
Telp/SMS/WA : 082146523462
BBM : DA507141
Silakan Kunjungi :
FB : @dokterspesialis kulit
        @dermatologistskincare kencana
888




Jumat, 18 Agustus 2017

KEPUTIHAN / FLOUR ALBUS



KEPUTIHAN / FLOUR ALBUS
Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal pada wanita. Keputihan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). keputihan fisiologis adalah keputihan yang biasanya terjadi setiap bulannya, biasanya muncul menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun masa subur. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.
Secara alamiah wanita mengeluarkan cairan dari alat kelaminnya yang berasal dari :
1.      Transudat dinding vagina.
2.      Lendir servik.
3.      Lendir kelenjar bartholini dan skene.
Asal flour albus
Flour Albus / keputihan berasal dari:
1.      Vulva.
2.      Vagina.
3.      Servik uteri.
4.      Korpus uteri.
5.      Tuba.
Gejala keputihan                   
Keputihan normal (fisiologis), sebenarnya tidak berwarna putih dan tidak cocok disebut keputihan, banyak dipengaruhi oleh sistem hormonal, sehingga banyak sedikitnya sekret/cairan vagina sangat bergantung pada siklus bulanan dan stress yang juga dapat mempengaruhi siklus bulanan itu sendiri.
·         Cairan sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer.
·         Tidak mengeluarkan bau yang menyengat.
·         Proses normal sebelum atau sesudah haid dan tanda masa subur pada wanita tertentu.
·         Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
·         Gadis muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
·         Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
·         Pada wanita hamil keputihan lebih sering timbul, karena pada ssat wanita hamil, maka kekebaln tubuhnya akan menurun.
·         Pada waktu menopause dimana keseimbangan hormonalnya terganggu.
·         Pada orang tua dimana kekebalan tubuhnya sudah menurun dapat pula timbul Keputihan
Keputihan abnormal (patologis)
·         Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa.
·         cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat.
·         Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat mengakibatkan iritasi pada vagina.
·         Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya seperti HIV, Herpes, Candyloma.
Penyebab keputihan
Penyebab keputihan secara umum adalah:
·         Ketidakseimbangan hormon
·         Gejala suatu penyakit tertentu
·         Rusaknya keseimbangan biologis dan keasaman (ph) lingkungan vagina.
·         Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar
·         Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis (bukan katun), sehingga berkeringat dan memudahkan timbulnya jamur
·         Sering menggunakan WC Umum yg kotor
·         Tidak mengganti panty liner
·         Membilas vagina dari arah yang salah, yaitu dari arah anus ke arah depan vagina
·         Sering bertukar celana dalam/handuk dengan orang lain
·         Kurang menjaga kebersihan vagina
·         Kelelahan yang amat sangat
·         Stress
·         Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
·         Sering membasuh vagina, yang harus dibsuh adalah vulva (bagian yang menggembung) dan bukan vaginanya
·         Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
·         Lingkungan sanitasi yang kotor.
·         Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
·         Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
·         Kadar gula darah tinggi
·         Sering menggaruk vagina
Jenis Leukorea
1.      Kandidiasis vulvovaginalis (KVV).
2.      Trikomoniasis.
3.      Vaginosis bacterial.

Pengobatan

Seringkali keputihan sulit diobati, karena penyebab keputihan bermacam-macam dan bisa terinfeksi beberapa sekaligus yang pada umumnya adalah jamur, bakteri dan Pseudomonas sp. Oleh karena itu cara paling tepat adalah dengan melakukan Kultur dengan pengambilan sekret keputihan di Laboratorium Klinik, walaupun agak mahal dan memerlukan beberapa hari untuk mengetahui hasilnya, karena kuman-kuman tersebut harus dibiakkan terlebih dahulu, tetapi keuntungannya adalah dapat diketahuinya antibiotik yang tepat untuk mengobatinya, terutama untuk E.coli, Klebsiela sp dan Pseudomonas sp yang sering resiten terhadap beberapa jenis antibiotik tertentu. Perlu dicatat bahwa resistensi ini dapat berubah-ubah sejalan dengan waktu dan dapat berbeda resistensinya pada orang yang berlainan.
Diagnosis Lekhorea
Diagnosa sebab keputihan dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
1.      Anamnase.
2.      Kedaaan umum.
3.      Pemeriksaan dalam.
4.      Pemeriksaan mikrobiologis dan bakteriologis, meliputi: cairan seperti susu biasanya berasal dari vaginacairan yang liat muko purulen berasal dari servikcairan yang purulen biasanya disebabkan gonococcus; cairan yang membuih oleh trichomonas; zat seperti keju oleh monilia biasanya gatal; cairan yang jernih terdapat pada asthenia; flour bercampur darah terdapat padaendometritis senilis.

Penatalaksaan Lekhorea
Penatalaksanaan leukorea atau keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan prosesinfeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihanbiasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golonganmetronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit.

Pencegahan Leukhorea
Leukorea dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:
1.      Menjaga alat kelamin tetap bersih dan kering.
2.      Menghindari pakaian ketat.
3.      Seing mengganti pembalut saat datang haid.
4.      Menghindari douche (mencuci/membilas) vagina dengan larutan antiseptik.

5.      Mencuci alat kelamin bagian luar dengan air bersih.




Untuk Informasi Lebih lanjut hubungi :
Klinik Kencana Asri Medika
Jl. A. Yani 150 Pekukuhan
Mojosari Mojokerto
Telp/SMS/WA : 082146523462
BBM : DA507141
Silakan Kunjungi :
FB : @dokterspesialis kulit
        @dermatologistskincare kencana
888








Senin, 14 Agustus 2017

Scabies



Scabies

              Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu/tungau/mite (Sarcoptes scabei).  Kutu ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penyakit Scabies ini juga mudah menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprei, handuk, bantal, air yang masih terdapat kutu Sarcoptesnya.

               Penyebab Penyakit Scabies adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies.


                   

#Scabies #Gudik #Parasit #Kulitanak #Dermatologist



Untuk Informasi Lebih lanjut hubungi :
Klinik Kencana Asri Medika
Jl. A. Yani 150 Pekukuhan
Mojosari Mojokerto
Telp/SMS/WA : 082146523462
BBM : DA507141
Silakan Kunjungi :
FB : @dokterspesialis kulit
        @dermatologistskincare kencana




888



Jumat, 11 Agustus 2017

Creeping Eruption



Creeping Eruption atau Cutaneus Larva Migrans merupakan Penyakit kulit yang disebabkan larva serangga atau cacing yang masuk ke bawah lapisan kulit. Invasi ini sering terjadi pada anak-anak terutama yang sering berjalan tanpa alas kaki,atau yang sering berhubungan dengan tanah atau pasir. Demikian pula para petani atau tentara sering mengalami hal yang sama.
   
  Dapat dicegah dengan meningkatkan sistem sanitasi yang baik terutama yang terkait dengan feses . Pemakaian sepatu pada area dimana banyak terdapat penyakit cacing tambang. Memperhatikan kebersihan dan menghindari kontak yang terlalu banyak dengan hewan-hewan yang merupakan karier cacing tambang.












#CutaneusLarvaMigrans #Cacing #Parasit #Kulitanak #Dermatologist

Untuk Informasi Lebih lanjut hubungi :
Klinik Kencana Asri Medika
Jl. A. Yani 150 Pekukuhan
Mojosari Mojokerto
Telp/SMS/WA : 082146523462
BBM : DA507141
Silakan Kunjungi :
FB : @dokterspesialis kulit

        @dermatologistskincare kencana

Rabu, 09 Agustus 2017

Diaper rash




Diaper rash atau ruam popok adalah istilah umum pada beberapa iritasi kulit yang berkembang pada daerah yang tertutup popok. Diaper rash paling banyak terjadi pada bayi.
Gejala: Merah-merah di daerah popok, Merah-merah yang berawal di sekeliling anus dan menyebar ke pantat dan kemudian ke paha.
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Ruam Popok:
  • Pengeluaran air seni atau tinja berlebih dan frekuensi mengganti popok yang jarang.
  • Trauma kulit yaitu gesekan popok dan kulit.
  • Zat-zat iritan seperti Amonia (akibat pemecahan di urin oleh bakteri yang terdapat di tinja), tinja/feses saat diare, residu/sisa sabun deterjen, bahan yang terkandung dalam pembersih kulit, bedak dan krim kulit.
Tips Mencegah dan Mengatasi Diaper Rash:
  • Ganti popok sesegera mungkin setelah terasa basah. Atau minimal 2 jam sekali untuk menghindari diaper rash atau saat proses penyembuhannya. Paling tidak mengganti popok delapan kali dalam sehari.
  • Setelah melepas popok, basuh kulit dengan kapas atau handuk lembut yang sudah dibasahi air. Lalu biarkan beberapa menit tanpa popok agar daerah tersebut kering dan kulitnya dapat "bernafas" untuk beberapa saat.
  • Oleskan krim khusus untuk mencegah dan mengatasi diaper rash.
  • Membiarkan anak tidak mengenakan popok selama mungkin, membaringkan anak diatas permukaan lembut berdaya serap tinggi saat mengganti popok dan menggantinya segera saat basah.

#DiaperRash #KulitBayi #Dermatologist
Untuk Informasi Lebih lanjut hubungi :
Klinik Kencana Asri Medika
Jl. A. Yani 150 Pekukuhan
Mojosari Mojokerto
Telp/SMS/WA : 082146523462
BBM : DA507141
Silakan Kunjungi :
FB : @dokterspesialis kulit
        @dermatologistskincare kencana

Jumat, 04 Agustus 2017

Ruam Susu Bukan Karena ASI



Ruam Susu Bukan Karena ASI

              Ruam susu atau dermatitis atopik berbentuk bintik-bintik merah di pipi bayi. Karena disebut ruam susu, banyak orang mengira kelainan kulit itu terjadi akibat pemberian ASI. Istilah ruam susu muncul karena ruam terlokalisasi di pipi bayi yang sering terkena sisa ASI. Padahal, ruam susu bukan disebabkan oleh ASI. Perlu diketahui bahwa jika tidak diatasi, ruam susu dapat menyebar hingga ke leher dan punggung, daerah yang tidak terkena sisa ASI.

Ruam susu umumnya dialami oleh bayi dengan orang tua yang memiliki riwayat alergi. Karena  menimbulkan rasa gatal. Karena lokasinya di pipi, ruam susu yang gatal mudah digaruk oleh tangan bayi . padahal ruam yang diharuk bisa mencetus  lecet pada kulit dan menimbulkan luka terbuka yang memudahkan masuknya infeksi jamur dan bakteri.


Cegah dan atasi.
  • Langkah pertama mengatasi ruam susu adalah dengan menghindari pencetusnya. 
  • Ketika bayi terkena ruam, hindari memandikannya dengan air hangat sebab air hangat dapat membuat kulit lebih kering, sehingga semakin gatal.  
  • Mengoleskan  pelembab pada kulit pipi yang beruam juga baik untuk menjaga agar kulit tidak kering dan gatal.
  • Jika ruam meluas, apalagi disertai demam, kulit basah dan bayi rewel, bawalah bayi ke dokter.
                                 



#RuamSusu #DermatitisAtopi #KulitBayi #Dermatologist
Untuk Informasi Lebih lanjut hubungi :
Klinik Kencana Asri Medika
Jl. A. Yani 150 Pekukuhan
Mojosari Mojokerto
Telp/SMS/WA : 082146523462
BBM : DA507141
Silakan Kunjungi :
FB : @dokterspesialis kulit
@dermatologistskincare kencana