Minggu, 15 Juli 2018

Dermatitis Insect Bite





Dermatitis Insect Bite yang sering dikenal sebagai tomcat  merupakan iritasi kulit akibat kontak dengan darah kumbang rove beetle (kumbang penjelajah) yang biasanya termasuk kelompok genus paederus. Nama lokal lain : tomcat, spider-lick., whiplash dermatitis, dan Nairobi dermatitis fly.  Kumbang ini menyerang semua kelompok umur, (bisa menyerang bayi, anak-anak maupun orang dewasa), jenis kelamin, ras, dan berbagai kondisi ekonomi, tergantung aktivitas dan habitat serangga.  Bertambahnya jumlah kumbang  ini menunjukkan adanya perubahan keseimbangan lingkungan hidup akibat alih fungsi lahan atau perubahan cuaca ekstrem seperti musim hujan yang berkepanjangan. Tomcat seringkali muncul saat hari menjelang petang. Pada malam hari ia tertarik pada lampu pijar dan neon, dan sebagai akibatnya, secara tidak sengaja bersentuhan dengan kehidupan manusia. Kumbang ini akan menjadi penggganggu utama ketika jendela atau pintu bangunan rumah dibiarkan terbuka. Kumbang ini tidak menggigit maupun menyengat. 

Racun dikeluarkan saat kumbang tergencet, atau tidak sengaja tertekan. Paparan secara langsung maupun tidak langsung (penyebaran toksin melalui tangan atau melalui handuk, baju, atau alat lain yang tercemar oleh racun serangga tersebut) terhadap racun dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau mata. Respon inflamasi pada kulit akibat paparan toksin tersebut menimbulkan sensasi / rasa panas pada regio kulit yang terkena diikuti oleh plak eritematosa dengan lesi melepuh yang muncul 12-36 jam berikutnya. Lesi akan mengering menjadi krusta dalam waktu seminggu. Bentuk dermatitis yang timbul berupa dermatitis linearis atau whiplash dermatitis. Pada daerah leher lesi berbentuk Y-shaped kissing lesion. Lesi yang dangkal tidak akan menimbulkan skar, namun bila dermis terlibat akan muncul ulserasi. Kadang kelainan sulit dibedakan shingles atau herpes zoster, perbedaannya adalah pada pola distribusinya yang tidak mengikuti pola alur saraf. Gejala ringan, terdapat sedikit eritema yang dimulai pada 24 jam dan berlangsung selama sekitar 48 jam. Pasien mengeluh rasa pedas, panas, dan gatal. Gejala sedang terdapat eritema mulai sekitar 24 jam setelah kontak, setelah sekitar 48 jam, diikuti tahap vesikular, dengan lepuh yang membesar secara bertahap dan mencapai maksimal dalam 48 jam.

Kewaspadaan dermatitis kontak ini penting untuk mencegah misdiagnosis. Gejala klinis dermatitis paederus menyerupai herpes simplex, herpes zoster, alergi akut, luka bakar karena zat cair khusus, dan dermatitis kontak iritatif. Aspek pengelolaannya sangat berbeda pada tiap kasus tersebut.

Untuk mencegah manusia kontak dengan kumbang/pederin, maka tindakan untuk penencegahan antara lain dengan: hindari kontak kumbang tersebut langsung dengan area kulit. Bila kumbang tersebut hinggap di badan kita, cobalah untuk mengusirnya dengan hati-hati (misalnya, meniupnya pergi, mencoba untuk kumbang berjalan ke secarik kertas dan kemudian membuangnya, dll), dan mencuci daerah kulit yang kontak dengan kumbang tersebut. Jika kita menghancurkan kumbang itu, maka cuci tangan yang kontak dengan kumbang itu, juga pakaian yang mungkin telah terkontaminasi dengan pederin. Jika kita berpikir bahwa kumbang tersebut kontak/hancur tetapi tidak yakin jika hal ini terjadi (misalnya saat tidur), maka kita perlu segera mandi dan mencuci seprai dan pakaian. 

Matikan lampu neon atau beralih ke lampu pijar. Menjaga pintu dan jendela tertutup. Tidur di dengan kelambu. Periksa sebelum tidur barangkali ada kumbang (terutama pada dinding dan plafon area sekitar lampu).Jika kita melihat ada kumbang, bunuh kumbang tersebut. Alat untuk membunuh kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dan buang di tempat sampah.





 Untuk Informasi Lebih lanjut hubungi :

Klinik Kencana Asri Medika
Jl. A. Yani 150 Pekukuhan
Mojosari Mojokerto
Telp/SMS/WA : 082146523462
BBM : DA507141
Silakan Kunjungi :
FB : @dokterspesialis kulit
        @dermatologistskincare kencana
Silakan kunjungi Toko kami di Tokopediapedia  https://www.tokopedia.com/kencanaclinic