Dermatitis Insect Bite yang
sering dikenal sebagai tomcat merupakan
iritasi kulit akibat kontak dengan darah kumbang rove beetle (kumbang penjelajah) yang biasanya termasuk kelompok
genus paederus. Nama lokal lain : tomcat, spider-lick.,
whiplash dermatitis, dan Nairobi
dermatitis fly. Kumbang ini
menyerang semua kelompok umur, (bisa menyerang bayi, anak-anak maupun orang
dewasa), jenis kelamin, ras, dan berbagai kondisi ekonomi, tergantung aktivitas
dan habitat serangga. Bertambahnya
jumlah kumbang ini menunjukkan adanya
perubahan keseimbangan lingkungan hidup akibat alih fungsi lahan atau perubahan
cuaca ekstrem seperti musim hujan yang berkepanjangan. Tomcat seringkali muncul
saat hari menjelang petang. Pada malam hari ia tertarik pada lampu pijar dan
neon, dan sebagai akibatnya, secara tidak sengaja bersentuhan dengan kehidupan
manusia. Kumbang ini akan menjadi penggganggu utama ketika jendela atau pintu
bangunan rumah dibiarkan terbuka. Kumbang ini tidak menggigit maupun menyengat.
Racun dikeluarkan saat kumbang tergencet, atau tidak sengaja tertekan. Paparan
secara langsung maupun tidak langsung (penyebaran toksin melalui tangan atau
melalui handuk, baju, atau alat lain yang tercemar oleh racun serangga
tersebut) terhadap racun dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau mata. Respon
inflamasi pada kulit akibat paparan toksin tersebut menimbulkan sensasi / rasa
panas pada regio kulit yang terkena diikuti oleh plak eritematosa dengan lesi
melepuh yang muncul 12-36 jam berikutnya. Lesi akan mengering menjadi krusta
dalam waktu seminggu. Bentuk dermatitis yang timbul berupa dermatitis linearis
atau whiplash dermatitis. Pada daerah leher lesi berbentuk Y-shaped kissing lesion. Lesi yang dangkal tidak akan menimbulkan
skar, namun bila dermis terlibat akan muncul ulserasi. Kadang kelainan sulit
dibedakan shingles atau herpes zoster, perbedaannya adalah pada pola
distribusinya yang tidak mengikuti pola alur saraf. Gejala ringan, terdapat
sedikit eritema yang dimulai pada 24 jam dan berlangsung selama sekitar 48 jam.
Pasien mengeluh rasa pedas, panas, dan gatal. Gejala sedang terdapat eritema
mulai sekitar 24 jam setelah kontak, setelah sekitar 48 jam, diikuti tahap
vesikular, dengan lepuh yang membesar secara bertahap dan mencapai maksimal
dalam 48 jam.
Kewaspadaan dermatitis kontak
ini penting untuk mencegah misdiagnosis. Gejala klinis dermatitis paederus
menyerupai herpes simplex, herpes zoster, alergi akut, luka bakar karena zat
cair khusus, dan dermatitis kontak iritatif. Aspek pengelolaannya sangat berbeda
pada tiap kasus tersebut.
Untuk mencegah manusia kontak
dengan kumbang/pederin, maka tindakan untuk penencegahan antara lain dengan:
hindari kontak kumbang tersebut langsung dengan area kulit. Bila kumbang
tersebut hinggap di badan kita, cobalah untuk mengusirnya dengan hati-hati
(misalnya, meniupnya pergi, mencoba untuk kumbang berjalan ke secarik kertas
dan kemudian membuangnya, dll), dan mencuci daerah kulit yang kontak dengan
kumbang tersebut. Jika kita menghancurkan kumbang itu, maka cuci tangan yang
kontak dengan kumbang itu, juga pakaian yang mungkin telah terkontaminasi
dengan pederin. Jika kita berpikir bahwa kumbang tersebut kontak/hancur tetapi
tidak yakin jika hal ini terjadi (misalnya saat tidur), maka kita perlu segera
mandi dan mencuci seprai dan pakaian.
Matikan lampu neon atau beralih ke lampu
pijar. Menjaga pintu dan jendela tertutup. Tidur di dengan kelambu. Periksa
sebelum tidur barangkali ada kumbang (terutama pada dinding dan plafon area
sekitar lampu).Jika kita melihat ada kumbang, bunuh kumbang tersebut. Alat
untuk membunuh kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dan buang di tempat
sampah.
Klinik
Kencana Asri Medika
Jl. A. Yani 150
Pekukuhan
Mojosari Mojokerto
Telp/SMS/WA
: 082146523462
BBM : DA507141
Silakan Kunjungi :
FB
: @dokterspesialis kulit
@dermatologistskincare kencana
Silakan kunjungi Toko kami di Tokopediapedia https://www.tokopedia.com/kencanaclinic